PEMBAHASAN
A. Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
sebelum janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental
haemorage. Beberapa jenis perdarahan akibat solusio plasenta biasanya merembes diantara
selaput ketuban dan uterus dan kemudian lolos keluar menyebabkan perdarahan
eksternal. Yang lebih jarang, darah tidak keluar dari tubuh tetapi tertahan
diantara plasenta yang terlepas dn uterus serta menyebabkan perdarahan yang tersembunyi.
B.
Etiologi
Etiologi dari solusio belum
diketahui secara pasti. Faktor predisposisi yang mungkin ialah hipertensi
kronik, trauma eksternal, tali pusat pendek, defisiensi gizi, merokok, konsumsi
alkohol, penyalah gunaan kokain, umur ibu yang tua.
C.
Patofisiologi
Terjadinya solusio plasenta
dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua basalis yang kemudian terbelah dan
meningkatkan lapisan tipis yang melekat pada mometrium sehingga terbentuk
hematoma desidual yang menyebabkan pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran
plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.
Ruptur pembuluh arteri spiralis
desidua menyebabkan hematoma retro plasenta yang akan memutuskan lebih banyak
pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta makin luas dan mencapai tepi
plasenta, karena uterus tetap berdistensi dengan adanya janin, uterus tidak
mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut. Selanjutnya
darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban.
D. Klasifikasi
a. Menurut derajat lepasnya plasenta
1.
Solusio plasenta partsialis
Bila hanya
sebagaian plasenta terlepas dari tepat pelekatnya.
2.
Solusio plasenta totalis
Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat pelekatnya.
3. Prolapsus plasenta
Bila plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
b. Menurut derajat solusio plasenta
dibagi menjadi :
1. Solusio plasenta ringan
Ruptur sinus marginalis atau
terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak akan menyebabkan
perdarahan pervaginan berwarna kehitaman dan sedikit. Perut terasa agk sakit
atau terus menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah diraba.
2.
Solusio plasenta sedang
Plasenta telah terlepas lebih
dari seperempat tanda dan gejala dapat timbul perlahan atau mendadak dengan
gejala sakit terus menerus lalu perdarahan pervaginan. Dinding uterus teraba
tegang.
3. Solusio plasenta berat
Plasenta telah
lepas dari dua pertiga permukaan disertai penderita shock.
E.
Manifestasi Klinis
1.
Anamnesis
Perdarahan biasanya pada
trimester ketiga, perdarahan pervaginan berwarna kehitam-hitaman yang sedikit
sekali dan tanpa rasa nyeri sampai dengan yang disertai nyeri perut, uterus
tegang perdarahan pervaginan yang banyak, syok dan kematian janin intra uterin.
2. Pemeriksaan fisik
Tanda vital dapat normal sampai menunjukkan tanda syok.
3.
Pemeriksaan obstetri
Nyeritekan uterus dan tegang,
bagian-bagian janin yang sukar dinilai, denyut jantung janin sulit dinilai /
tidak ada, air ketuban berwarna kemerahan karena tercampur darah.
F. Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium darah : hemoglobin, hemotokrit, trombosit, waktu
protombin, waktu pembekuan, waktu tromboplastin, parsial, kadar fibrinogen, dan
elektrolit plasma.
2. Cardiotokografi untuk menilai kesejahteraan janin.
3. USG untuk Pemeriksaan menilai letak plasenta, usia gestasi dan
keadaan janin.
G. Komplikasi
a. Langsung (immediate)
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Emboli dan syok abtetric.
b. Tidak langsung
(delayed)
1. Couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik, menyebabkan perdarahan post
partum.
2. Hipofibrinogenamia dengan perdarahan post partum.
3. Nikrosis korteks neralis, menyebabkan anuria dan uremia
4. Kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofisis.
5. Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanya solusio plasenta
berlangsung. Komplikasi pada ibu ialah perdarahan, koalugopati konsumtif (kadar
fibrinogen kurang dari 150 mg % dan produk degradasi fibrin meningkat),
oliguria, gagal ginjal, gawat janin, kelemahan janin dan apopleksia utero
plasenta (uterus couvelar). Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi
komplikasi asfiksia, berat badan lahir rendah da sindrom gagal nafas.
H. Penatalaksanaan
1. Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi .
2. Sebelum dirujuk , anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap
ke kiri , tidak melakukan senggama , menghindari eningkatan tekanan rongga
perut .
3. Pasang infus cairan Nacl fisiologi . Bila tidak memungkinkan . berikan
cairan peroral .
4. Pantau tekanan darah & frekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi
adanya hipotensi / syk akibat perdarahan . pantau pula BJJ & pergerakan
janin .
5.
Bila terdapat renjatan , segera lakukan resusitasi cairan dan tranfusi
darah , bila tidak teratasi , upayakan penyelamatan optimal . bila teratsi
perhatikan keadaan janin .
6.
Setelah renjatan diatasi pertimbangkan seksio sesarea bila janin masih
hidup atau persalinan pervaginam diperkirakan akan berlangsung lama . bila
renjatan tidak dapat diatasi , upayakan tindakan penyelamatan optimal .
7.
Setelah syk teratasi dan janin mati , lihat pembukaan . bila lebih dari 6
cm pecahkan ketuban lalu infus oksitosin . bila kurang dari 6 cm lakukan seksio
sesarea .
8.
Bila tidak terdapat renjatan dan usia gestasi kurang dari 37 minggu /
taksiran berat janin kurang dari 2.500 gr. penganganan berdasarkan
berat/ringannya penyakit yaitu :
a) Solusi plasenta ringan .
·
Ekspektatif , bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti , kontraksi uterus
tidak ada , janin hidup ) dengan tirah baring atasi anemia , USG & KTG
serial , lalu tunggu persalinan spontan.
·
Aktif , bila ada perburukan ( perdarahan berlangsung terus , uterus
berkontraksi , dapat mengancam ibu / janin ) usahakan partus pervaginam dengan
amnintomi / infus oksitosin bila memungkinan . jika terus perdarahan skor
pelvik kurang dari 5 / ersalinan masih lama , lakukan seksi sesarea .
b) Slusio plasenta sedang / berat .
·
Resusitasi cairan .
·
Atasi anemia dengan pemberian tranfusi darah .
·
Partus pervaginam bila diperkirakan dapat berkurang dalam 6 jam
perabdominam bila tidak dapat renjatan , usia gestasi 37 minggu / lebih /
taksiran berat janin 2.500 gr / lebih , pikirkan partus perabdominam bila
persalinan pervaginam diperkirakan berlangsung lama.
I. Prognosis
a. Terhadap ibu
Mortalitas ibu 5 – 10 % hal ini
karena adanya perdarahan sebelum dan sesudah partus.
b. Terhadap anak
Mortalitas anak
tinggi mencapai 70 – 80 % hal ini tergantung derajat pelepasan dari plasenta.
c. Terhadap
kehamilan berikutnya
Biasanya bila telah menderita
penyakit vaskuler dengan solusio plasenta, maka kehamilan berikutnya sering
terjadi solusio plasenta yang lebih hebat.
REFERENSI
Diposkan oleh Angel Hatulely di
15:16