Jumat, 30 Januari 2015

Solusio Plasenta


PEMBAHASAN
A.     Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental haemorage. Beberapa jenis perdarahan akibat solusio plasenta biasanya merembes diantara selaput ketuban dan uterus dan kemudian lolos keluar menyebabkan perdarahan eksternal. Yang lebih jarang, darah tidak keluar dari tubuh tetapi tertahan diantara plasenta yang terlepas dn uterus serta menyebabkan perdarahan yang tersembunyi.

B.      Etiologi
Etiologi dari solusio belum diketahui secara pasti. Faktor predisposisi yang mungkin ialah hipertensi kronik, trauma eksternal, tali pusat pendek, defisiensi gizi, merokok, konsumsi alkohol, penyalah gunaan kokain, umur ibu yang tua.
C.      Patofisiologi
Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua basalis yang kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat pada mometrium sehingga terbentuk hematoma desidual yang menyebabkan pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.
Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retro plasenta yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta makin luas dan mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap berdistensi dengan adanya janin, uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut. Selanjutnya darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban.
D.    Klasifikasi
a.  Menurut derajat lepasnya plasenta
1.      Solusio plasenta partsialis
Bila hanya sebagaian plasenta terlepas dari tepat pelekatnya.
2.      Solusio plasenta totalis
Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat pelekatnya.

3.      Prolapsus plasenta
Bila plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.

b.  Menurut derajat solusio plasenta dibagi menjadi :
1.      Solusio plasenta ringan
Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak akan menyebabkan perdarahan pervaginan berwarna kehitaman dan sedikit. Perut terasa agk sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah diraba.
2.      Solusio plasenta sedang
Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat tanda dan gejala dapat timbul perlahan atau mendadak dengan gejala sakit terus menerus lalu perdarahan pervaginan. Dinding uterus teraba tegang.
3.      Solusio plasenta berat
Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan disertai penderita shock.

E.       Manifestasi Klinis

1.      Anamnesis
Perdarahan biasanya pada trimester ketiga, perdarahan pervaginan berwarna kehitam-hitaman yang sedikit sekali dan tanpa rasa nyeri sampai dengan yang disertai nyeri perut, uterus tegang perdarahan pervaginan yang banyak, syok dan kematian janin intra uterin.
2.      Pemeriksaan fisik
Tanda vital dapat normal sampai menunjukkan tanda syok.
3.      Pemeriksaan obstetri
Nyeritekan uterus dan tegang, bagian-bagian janin yang sukar dinilai, denyut jantung janin sulit dinilai / tidak ada, air ketuban berwarna kemerahan karena tercampur darah.



F.  Penunjang
1.      Pemeriksaan laboratorium darah : hemoglobin, hemotokrit, trombosit, waktu protombin, waktu pembekuan, waktu tromboplastin, parsial, kadar fibrinogen, dan elektrolit plasma.
2.      Cardiotokografi untuk menilai kesejahteraan janin.
3.      USG untuk Pemeriksaan menilai letak plasenta, usia gestasi dan keadaan janin.

G.  Komplikasi
a.  Langsung (immediate)
1.      Perdarahan
2.      Infeksi
3.      Emboli dan syok abtetric.
b. Tidak langsung (delayed)
1.      Couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik, menyebabkan perdarahan post partum.
2.      Hipofibrinogenamia dengan perdarahan post partum.
3.      Nikrosis korteks neralis, menyebabkan anuria dan uremia
4.      Kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofisis.
5.      Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanya solusio plasenta berlangsung. Komplikasi pada ibu ialah perdarahan, koalugopati konsumtif (kadar fibrinogen kurang dari 150 mg % dan produk degradasi fibrin meningkat), oliguria, gagal ginjal, gawat janin, kelemahan janin dan apopleksia utero plasenta (uterus couvelar). Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi komplikasi asfiksia, berat badan lahir rendah da sindrom gagal nafas.

H.  Penatalaksanaan
1.      Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi .
2.      Sebelum dirujuk , anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke kiri , tidak melakukan senggama , menghindari eningkatan tekanan rongga perut .
3.      Pasang infus cairan Nacl fisiologi . Bila tidak memungkinkan . berikan cairan peroral .
4.      Pantau tekanan darah & frekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya hipotensi / syk akibat perdarahan . pantau pula BJJ & pergerakan janin .
5.      Bila terdapat renjatan , segera lakukan resusitasi cairan dan tranfusi darah , bila tidak teratasi , upayakan penyelamatan optimal . bila teratsi perhatikan keadaan janin .
6.      Setelah renjatan diatasi pertimbangkan seksio sesarea bila janin masih hidup atau persalinan pervaginam diperkirakan akan berlangsung lama . bila renjatan tidak dapat diatasi , upayakan tindakan penyelamatan optimal .
7.      Setelah syk teratasi dan janin mati , lihat pembukaan . bila lebih dari 6 cm pecahkan ketuban lalu infus oksitosin . bila kurang dari 6 cm lakukan seksio sesarea .
8.      Bila tidak terdapat renjatan dan usia gestasi kurang dari 37 minggu / taksiran berat janin kurang dari 2.500 gr. penganganan berdasarkan berat/ringannya penyakit yaitu :
a) Solusi plasenta ringan .
·         Ekspektatif , bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti , kontraksi uterus tidak ada , janin hidup ) dengan tirah baring atasi anemia , USG & KTG serial , lalu tunggu persalinan spontan.
·         Aktif , bila ada perburukan ( perdarahan berlangsung terus , uterus berkontraksi , dapat mengancam ibu / janin ) usahakan partus pervaginam dengan amnintomi / infus oksitosin bila memungkinan . jika terus perdarahan skor pelvik kurang dari 5 / ersalinan masih lama , lakukan seksi sesarea .
b) Slusio plasenta sedang / berat .
·         Resusitasi cairan .
·         Atasi anemia dengan pemberian tranfusi darah .
·         Partus pervaginam bila diperkirakan dapat berkurang dalam 6 jam perabdominam bila tidak dapat renjatan , usia gestasi 37 minggu / lebih / taksiran berat janin 2.500 gr / lebih , pikirkan partus perabdominam bila persalinan pervaginam diperkirakan berlangsung lama.
I.  Prognosis
a.      Terhadap ibu
Mortalitas ibu 5 – 10 % hal ini karena adanya perdarahan sebelum dan sesudah partus.
b.      Terhadap anak
Mortalitas anak tinggi mencapai 70 – 80 % hal ini tergantung derajat pelepasan dari plasenta.
c.       Terhadap kehamilan berikutnya
Biasanya bila telah menderita penyakit vaskuler dengan solusio plasenta, maka kehamilan berikutnya sering terjadi solusio plasenta yang lebih hebat.

REFERENSI


Diposkan oleh Angel Hatulely di 15:16


Kamis, 22 Januari 2015

Tentang BIDAN INDONESIA


A. Defenisi


Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan: termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasi persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.

B.  Filosofi

Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi:
  1. Keyakinan tentang kehamilan dan Persalinan. Hamil dan bersalin merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit.
  2. Keyakinan tentang perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab itu perempuan harus berpartisipasi aktif dalam setiap asuhan yang diterimanya.
  3. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan adalah mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, proses fisiologis harus dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila timbul penyulit, dapat menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk memastikan kesejahteraan perempuan dan janin/bayinya.
  4. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan. Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dan konseling. Pengambilan keputusan merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi asuhan.
  5. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada : pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif dan fleksibel, suportif, peduli; bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan; asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan dan tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuan.
  6. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan. Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis, emosional,sosial, budaya, spiritual serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
  7. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.
  8. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri dan mendapatkan informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatan.
  9. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
  10. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa-masa remaja.
Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi antara manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.

C. Area pelayanan Bidan

Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yg meliputi:
1.    Pelayanan  kesehatan ibu 
2.    Pelayanan kesehatan anak 
3.    Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan KB

D. Perkembangan Pendidikan Bidan

1.   Tahun 1851 Pendidikan Bidan bagi wanita pribumi tidak berlangsung lama.
2.   Tahun 1902 Pendidikan Bidan bagi wanita pribumi dibuka kembali.
3.   Tahun 1950 Pendidikan Bidan, SMP + 3 tahun.
4.   Tahun 1954 Dibuka sekolah guru bidan.
5.   Tahun 1975-1984 Sekolah Bidan ditutup. IBI terus berjuang agar sekolah Bidan dibuka kembali.
6.   Tahun 1985 Dibuka Program Pendidikan Bidan Swadaya.
7.  Tahun 1989 Crash Program Pendidikan Bidan dan Penempatan Bidan di Desa.
8.  Tahun 1993 Program Pendidikan Bidan B, Akper + 1 th hanya 2 angkatan.
9.   Tahun 1993 Program Pendidikan Bidan C, SMP + 3 th di 11 propinsi. Pada Kongres VIII IBI di Surabaya, IBI mengeluarkan rekomendasi; agar dasar pendidikan bidan SMU terus diperjuangkan.
10.           Tahun 1994 Program Bidan PTT.
11. Tahun 1996 Dibuka DIII Kebidanan.
12. Tahun 2000 Dibuka Program D-IV Bidan Pendidik.
13. Tahun 2006 Dibuka S2 Kebidanan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran .
14. Tahun 2008 Dibuka S1 Kebidanan di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

15. Tahun 2010 Dibuka S1 dan S2 Kebidanan di Universitas Brawijaya dan Universitas Andalas.

Rabu, 21 Januari 2015

Sekilas tentang bidan






 SIAPA SIH BIDAN ITU?


 Bidan adalah sebutan bagi orang yang di sekolah khusus untuk menolong perempuan saat melahirkan. (id.wikipedia.org)


 DIMANA SAJA BISA SEKOLAH BIDAN?

 Ingin jadi bidan?  sekarang banyak sekali akademi kebidanan, sekolah tinggi kesehatan yang ada program studi kebidanannya atau universitas. Kamu tinggal pilih yang kamu mau;)

BERAPA LAMA SIH STUDINYA BIAR BISA JADI BIDAN?

 Lama studi biar bisa jadi bidan untuk D III itu 3 tahun (6 semester), D IV/S 1nya 4tahun (8semester) . Baru nanti mau lanjut S 2nya

 BIDAN ITU KAYA-KAYA NGGAK?

Hmmm, kalau masalah yang ini tergantung orangnya, hehee. Faktanya rata-rata ekonomi para bidan itu menengah ke atas, xixii.

 itu aja dulu ya perkenalannya, BIDAN itu cantik, jadi bidan itu menyenangkan. Go BIDAN INDONESIA go